Mungkin jarang ada yang mendengar nama Gunung Nglanggeran. Gunung Nglanggeran merupakan gunung berapi purba yang aktif sekitar 70 juta tahun yang lalu. Bentuk gunung ini tidak seperti gunung berapi di Indonesia yang umumnya meruncing ( stratovolcano ). Gunung Nglanggeran dengan ketinggian sekitar 700 mdpl terletak di Desa Nglanggeran, Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunung Kidul, DI Yogyakarta. Nama Nglanggeran menurut warga sekitar berasal dari kata Plangaran yang bermakna setiap perilaku jahat pasti tertangkap. Gunung ini tersusun dari banyak bongkahan batuan besar yang disebut gunung Wayang karena bentuknya seperti tokoh pewayangan.
Gunung Nglanggeran menawarkan sensasi pendakian malam bertaburkan cahaya. Kenapa lebih baik mendaki malam hari ? Di malam hari, setelah tiba di puncak gunung, kita dapat menikmati indahnya cahaya lampu kota Yogyakarta, Klaten bahkan Solo.
MAKANAN MUDAH DIDAPAT DAN MURAH
Berbeda dengan pendakian gunung pada umumnya yang harus membawa bekal makanan, minuman dan tenda. untuk mendaki gunung Nglanggeran kita tidak perlu membawa makanan yang banyak ataupun tenda. Asalkan sudah pesan sebelum naik gunung, masyarakat di sekitar gunung siap mengantarkan makanan dan minuman sampai ke puncak gunung. Harga aneka makanannya pun sangat murah. Nasi rames yang diantar sampai ke puncak dengan keringat bercucuran cukup dibayar Rp.3000 per bungkus.
CERUK
Di gunung yang seluruh tubuhnya berupa batuan keras ini terdapat banyak sekali ceruk batuan yang dapat digunakan sebagai tempat istirahat. Ceruk batuan ini bahkan sanggup melindungi dari kencangnya terpaan angin bahkan hujan.
JALUR PENDAKIAN
Gunung Nglanggeran memiliki 2 jalur pendakian dengan tingkat kesulitan yang berbeda pula. Yang satu merupakan jalur mudah, sedang yang satunya lagi jalur dengan tingkat kesulitan sedang. Untuk para pendaki biasanya banyak memilih jalur dengan tingkat kesulitan sedang.
Di karenakan di jalur ini memiliki tantangan yang lebih mendebarkan dan pemandangan yang lebih indah. Memanfaatkan pemandu warga sekitar bagi pendaki menjadi pilihan terbaik, karena gunung ini memiliki jurang dan lembah yang cukup dalam. Menapaki batuan dengan kemiringan 45 derajat sepanjang kurang lebih 0,5 km kita akan berjumpa dengan batuan landai pertama yang bernama 'Latar Gede'. Di sini kita bisa menikmati indahnya matahari terbenam. Dari sini pula Gunung Merapi terlihat begitu anggun berselimutkan cahaya jingga pada senja hari. Bagian tersulit sekaligus menegangkan adalah ketika kita menjumpai celah di antara 2 batu gunung setinggi lebih dari 100 m. Celah ini sempit dan hanya muat dilewati satu orang dan sering disebut Goa Jepang. Untuk bisa melewatinya kita harus merambat perlahan dengan menginjak dinding batuan.
28 MATA AIR
Di gunung ini banyak ditemukan mata air yang tak pernah kering. Jadi tidak heran bila pada jaman perang, tempat ini menjadi persembunyian tentara Jepang. Menurut warga sekitar, mata air itu berasal dari rembesan telaga mistis yang disebut Telaga Wungu. Konon hanya orang berhati bersih yang dapat melihat keberadaan telaga tersebut.
PUNCAK NGLANGGERAN
Puncak tertinggi dari Gunung Nglanggeran dapat kita jumpai setelah berjalan lebih kurang 2 jam. Puncak tersebut dijuluki Gunung Gede, berupa bongkahan batuan seluas 1/2 hektar. Di puncak tertinggi inilah kita dapat menikmati suguhan cahaya. Kita juga menikmati terbitnya bulan dari arah timur. Tak hanya taburan cahaya alam, kerlap-kerlip cahaya kota Yogyakarta, Klaten dan Solo pun menampakkan kecantikannya. Jurang yang mengelilingi Gunung Gede konon merupakan bekas kawah dari gunung berapi purba. Jauh dari hiruk pikuk kota, di sini yang terdengar hanyalah suara deru angin, jangkrik dan sesekali dahan patah oleh gerakan binatang.
Setelah menikmati terbitnya matahari, kita disuguhi hijaunya alam pegunungan. gunung Nglanggeran juga merupakan rumah bagi aneka flora dan fauna langka seperti : kijang dan cendana liar.
Friday, 7 August 2009
GUNUNG NGLANGGERAN sang gunung berapi purba
Posted by BLOgKE AFIK DEBI HADIYANTO at 20:06
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment