Sunday 9 August 2009

GUNUNG MERAPI


Dengan ketinggian 2910 mdpl, Gunung Merapi termasuk dalam kelompok gunung berapi teraktif di dunia. Sehabis erupsi terakhir di tahun 2006, gunung ini semakin bertambah tinggi. Kubah lava baru yang terbentuk di atas kubah lama memiliki ketinggian lebih dari 150 m. Secara administratif gunung ini terletak di 2 Propinsi yaitu Jawa Tengah ( Kabupaten Klaten, Boyolali dan Magelang ) dan DI Yogyakarta. Gunung ini tidak hanya menarik hati para pendaki, namun juga para peneliti maupun ilmuan dari berbagai bidang ilmu ( Geologi, Vulkanologi, Geokimia maupun Biologi ). Bersama dengan Gunung Merbabu di sebelah utaranya, sekarang Gunung Merapi berstatus sebagai Taman Nasional Gunung Merapi Merbabu. Gunung yang sangat terkenal dengan " wedhus gembel " ini merupakan gunung berapi tipe stratovolcano.
Kata Merapi berasal dari kata meru yang berarti gunung dan kata api, sehingga artinya adalah gunung berapi. Ciri khas di Gunung Merapi ialah angin kencang yang dingin namun kering, sehingga para pendaki sebaiknya sering menggunakan pelembab wajah.

Ada banyak jalur pendakian yang bisa dilalui oleh para pendaki, antara lain Jalur Selo ( Boyolali ), Jalur Kinahrejo ( Sleman ), Jalur Babadan ( Magelang ), dan Jalur Ndeles ( Klaten ). Namun yang paling populer hanya 2, yaitu Jalur Selo dan Jalur Kinahrejo. Untuk saat ini Jalur Kinahrejo medannya menjadi sangat sulit setelah erupsi pada tahun 2006.

JALUR SELO

Pendakian sebaiknya melalui Jalur Selo. Pertimbangannya adalah saat ini kawah atau kubah lava Merapi berada dan menghadap ke Selatan. Sedangkan Jalur Selo berada di sisi Utara Gunung Merapi yang relatif aman dari terjangan lava atau awan panas. Selama perjalanan kita dapat menikmati pemandangan Gunung Merbabu di sisi Utara. dari kota Solo, pendaki bisa menggunakan bus jurusan Solo-Semarang, setelah masuk kota Boyolali turun di perempatan ke Selo dan naik bus kecil ke Selo. Sedang dari ari kota Magelang, transportasi yang menuju Selo sedikit tersedia. Basecamp Merapi berada di dusun Plalangan, Desa Lencoh, Kecamatan Selo. Dari jalan raya Selo-Ketep cukup berjalan 30 menit melalui jalan desa yang beraspal. Kita bisa menggunakan rumah penduduk atau masjid sebagai basecamp, namun terlebih dahulu maminta ijin. Selain itu kita juga bisa melakukan persiapan ulang di lokasi gardu pandang New Selo.

Perjalanan dari gardu pandang New Selo ke Pos I dapat ditempuh selama kurang lebih 45 menit melalui perkebunan tembakau dan kol yang dikelola oleh warga sekitar. Setelah melewati perkebunan, kita akan memasuki hutan pinus. Mendekati Pos I kita akan melewati batu-batu besar.

Menuju Pos II memerlukan waktu 1 jam dari Pos I, melewati medan batuan yang terjal dan angin yang kencang. Dari sini kita dapat melihat indahnya gemerlap lampu kota Boyolali disaat malam.

Dari Pos II perjalanan dilanjutkan ke Tugu selama 1,5 - 2 jam. Tugu setinggi 1,5 m itu terletak di atas bukit.

Perjalanan dari Tugu ke Pasar Bubrah dapat ditempuh selama 15-25 menit. Sebelum mencapai Pasar Bubrah kita akan melewati sebuah bukit yang terdapat sebuah memoriam. Pasar Bubrah atau sebutan lainnya Pelawangan adalah batas antar vegetasi dan batuan. Kenapa disebut Pasar Bubrah? Di tempat yang merupakan sebuah lembah ini terdapat banyak sekali batu-batu besar seukuran mobil sampai rumah. Batu-batu itu berserakan, tersebar di seluruh lembah itu menyerupai pasar tradisional namun berantakan ( bubrah ).

Perjalanan dari Pasar Bubrah ke Puncak Garuda dapat ditempuh selama 1-1,5 jam dengan mendaki Kubah Merapi. Kubah itu memiliki ketinggian kurang lebih 400 m dari lembah dengan kemiringan 45-50 derajat. Tersusun dari pasir, batu kecil sampai batu-batu yang besar. Sebaiknya pendakian dilakukan setelah matahari terbit. Hal tersebut dimaksudkan agar saat mendaki kubah Merapi, para pendaki dapat melihat ada tidak batu yang longsor atau jatuh yang bisa membuat mereka celaka. Tentu saja hal ini sangat sulit untuk dilakukan disaat malam hari. Selain itu, untuk mendaki ataupun turun sebaiknya melalui sisi kanan atau barat dari kubah. Sisi kanan dari kubah Merapi tersusun atas batu-batu yang besar dan lebih stabil. Berbeda dari sisi timur yang tersusun atas kerikil dan pasir yang mudah longsor. Pendaki juga perlu ekstra berhati-hati saat menemui celah di antara batu-batu besar yang terkadang menyemburkan asap belerang yang panas dan di tenggorokan terasa mencekik. Pada umumnya celah yang menyemburkan asap belerang, pada tepiannya terdapat sisa-sisa belerang berwarna putih kekuning-kuningan. Namun sekali lagi kehati-hatian tetap dibutuhkan. Jangan sampai saat mendaki atau menuruni kubah Merapi, pendaki yang berada di paling atas menjatuhkan sebongkah batu. Efeknya batu-batu lain yang lebih di bawah akan terkena batu yang jatuh tadi dan akhirnya menimbulkan longsor.

Puncak tertinggi Merapi ditandai dengan sebuah batu gepeng yang bentuknya menyerupai burung Garuda. Sehingga dikenal dengan puncak Garuda. Namun saat ini batu tersebut telah terpotong pada sisi sayap kanan akibat letusan. Dari Puncak Garuda kita dapat melihat kubah lava baru Merapi yang tak henti-hentinya mengeluarkan asap tepat di sisi di bawah puncak ( sisi Selatan ).


Selain itu tampak pula Gunung Sindoro dan Sumbing di sisi Barat Laut. Gunung Merbabu juga tampak gagah di sebelah Utara. Dan nan jauh di sebelah timur akan tampak puncak dari Gunung Lawu.

0 comments: